BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Masalah
Sumber atau
dasar pendidikan Islam merupakan
landasan pokok agar pendidikan Islam tegak berdiri tidak mudah roboh karena
pengaruh-pengaruh ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan
datang.Seperti halnya bangunan,dasar itu sendiri sebagai fondamen yang tegak
dan kokoh.
Agama Islam
adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek
kehidupan,dengan sumbernya yaitu AlQuran,hadits,dan ijtihad.Sumber-sumber ini
dalam pribadi manusia bertujuan mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan
kebahagiaan di akhirat kelak.Serta menguatkan iman dan takwa manusia.
2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas,
maka kita sebagai calon pendidik perlu mengetahui bagaimana sumber atau dasar
Ilmu Pendidikan Islam sebagai landasan pokok agar pendidikan Islam tegak
berdiri dan tidak mudah roboh karena pengaruh-pengaruh ideologi yang muncul baik
sekarang maupun yang akan datang.
BAB II
SUMBER ATAU DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Dasar adalah Landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar
sesuatu tersebut tegak kokoh
berdiri.Demikian pula dasar pendidikan Islam yaitu fondamen yang menjadi
landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri tidak mudah roboh
karena tiupan angin kencang berupa ideologi yang muncul.
Dasar pendidikan Islam secara garis besar ada 3 yaitu:AlQuran,hadits,dan ijtihad atau
perundang-undangan yang berlaku di Negara kita.
1.
AlQuran Sebagai
Sumber Ilmu Pendidikan Islam serta Beberapa Ayat yang Berimplikasi Pendidikan
Sumber ajaran Islam adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada nabi
Muhammad Saw..AlQuran berasal dari bahasa arab,dalam bahasa AlQuran berarti
bacaan,dan menurut istilah adalah bacaan atau wahyu Allah yang diturunkan
kepada nabi Muhammad Saw. melalui malaikat jibril dan membacanya adalah ibadah.
Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran.Ayat AlQuran yang pertama kali turun adalah berkenaan
disamping masalah keimanan juga pendidikan
Allah
berfirman:
ù&tø%$#ÉOó$$Î/y7În/uÏ%©!$#t,n=y{ÇÊÈt,n=y{z`»|¡SM}$#ô`ÏB@,n=tãÇËÈù&tø%$#y7/uurãPtø.F{$#ÇÌÈÏ%©!$#zO¯=tæÉOn=s)ø9$$Î/ÇÍÈzO¯=tæz`»|¡SM}$#$tBóOs9÷Ls>÷ètÇÎÈ
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmuyang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah.Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam.Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS.Al-alaq:1-5)
Dari ayat tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa
seolah-olah Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan pencipta
manusia(dari segumpal darah),selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan
memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Bahkan tidak hanya itu Tuhan juga memberikan bahan
(materi/pendidikan agar manusia hidup
sempurna di dunia ini).
Allah
berfirman:
zN¯=tæurtPy#uäuä!$oÿôF{$#$yg¯=ä.§NèOöNåkyÎztän?tãÏps3Í´¯»n=yJø9$#tA$s)sùÎTqä«Î6/Rr&Ïä!$yJór'Î/ÏäIwàs¯»ydbÎ)öNçFZä.tûüÏ%Ï»|¹ÇÌÊÈ
Artinya:
“Dan Dia
mengajarkan kepada Adam
nama-nama(benda-benda)seluruhnya kemudian mengemukakannya kepada para
malaikat lalu berfirman:”Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu,jika kamu
memang benar-benar orang yang benar.”(QS.Al-Baqarah:31)
Ayat ini menjelaskan bahwa
untuk memahami segala sesuatu belum cukup kalau hanya memahami apa,bagaimana
serta manfaat benda itu tetapi harus memahami sampai kehakikatan dari benda
itu.
AlQuran memotivasi manusia untuk mengisi hidup dengan dinamis dan
menjalaninya dengan penuh optimis.AlQuran juga
mendorong manusia untuk meraih kesuksesan dan kejayaan hidup
dunia.Nilai-nilai alQuran membimbing dan mengarahkan manusia supaya bergerak
selaras dengan fitrahnya.Mendakwahkan AlQuran
kepada orang lainpada dasarnya adalah membantu mereka untuk keluar dari
kebodohan, kelalaian,serta menyelamatkan mereka dari bahaya kesesatan.[1]
Nilai esensi dalam Al-qur’an selamanya abadi dan selalu relevan
pada setiap waktu dan zaman dan terjaga dari
perubahan apapun.Pendidikan islam yang ideal sepenuhnya mengacu pada
nilai-nilai dasar al-qur’an tanpa sedikitpun menyimpang darinya.
Dengan penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Islam menegaskan supaya
manusia itu menemukan jati dirinya sebagai insan yang bermartabat.
2.
As-sunnah/Hadits
Rasulullah Saw. Sebagai Sumber Ilmu Pendidikan Islam serta Hadits yang
Berimplikasi Pendidikan
Ditinjau dari segi bahasa,sunnah berarti cara,jalan,kebiasaan dan
tradisi.Kebiasaan dan tradisi mencakup yang baik dan buruk.Makna sunnah secara
etimologi menurut Muhammad ‘Ajaj al-Khatib(1975)identik dengan hadits,yaitu
informasi yang disandarkan kepada Rasululloh Saw. berupa ucapan, perbuatan atau
keizinan.Hal ini ditegaskan pula oleh Asy-Syaukani dalam Al-irsyad (tt).
RasulallahSaw.mengatakan bahwa beliau adalah juru didik.Dalam
kaitan dengan ini M. Athiyah al Abrasyi mengatakan: “pada suatu hari keluar
dari rumahnya dan beliau menyaksikan adanya dua pertemuan,dalam
pertemuan pertama,orang-orang yang berdoa kepada Allah,mendekatkan diri
kepada-Nya,dalam pertemuan kedua orang sedang memberikan pelajaran.”Langsung
beliau bersabda,
Artinya:
“Mereka ini
(pertemuan pertama), minta kepada Allah,bila Tuhan menghendaki maka ia akan
memenuhi permintaan tersebut,dan jika ia tidak menghendaki maka tidak akan
dikabulkannya.Tetapi golongan kedua ini, mereka mengajar manusia,sedangkan saya
sendiri diutus untuk juru didik.”
Setelah itu beliau duduk pada pertemuan kedua ini,praktek ini
membuktikan kepada kita suatu contoh terbaik kepada rosul mendorong orang
belajar dan menyebarkan ilmu secara luas dan suatu pujian atas keutamaan juru
didik.[2]
Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Rasulallah
menjunjung tinggi kepada pendidikan dan
memotivasi agar berkiprah kepada pendidikan dan pengajaran.
Disamping sebagaimana tersebut di atas RasulallahSaw.sendiri
memerintahkan kepada orang-orang kafir yang tertawan akibat perang
Badar,apabila ia ingin bebas supaya terlebih dahulu mereka mau mengajar 10
orang muslim.
Sikap Rasul seperti tersebut diatas merupakan fakta bahwa Islam
sangat mementingkan adanya pendidikan dan pengajaran.
RasulallahSaw.bersabda:
Artinya:
“Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Tuhan akan
mengekangnya dengan kekang berapi.”(HR.Ibnu
majah)
Dalam usahanya ,nabi sebagai guru dan pendidik yang utama dapat
diketahui melalui:
a.
Menggunakan
rumah al-arqam ibn arqam
b.
Memanfaatkan
tawanan perang untuk mengajar baca tulis.
c.
Dengan mengirim
para sahabat kedaerah-daerah yang baru masuk islam .yang kesemuanya ini adalah
dalam rangka pembentukan manusia muslim dan masyarakat islam.
Corak pendidikan islam yang
diturunkan dari sunnah nabi Muhammad saw, adalah;
1)
Disampaikan
sebagai rahmat lil ‘alamin(rahmat bagi semua alam)
2)
Disampaikan secara
utuh dan lengkap,yang memuat berita gembira dan peringatan pada umatnya
3)
Apa yang
disampaikan merupakan kebenaran mutlaq dan terpelihara outentitasnya.
4)
Kehadirannya
sebagai evaluator yang mampu mengawasi dan senantiasa bertanggung jawab atas
aktivitas pendidikan
5)
Perilaku nabi
tercermin sebagai uswah hasanah
6)
Dalam masalah
teknik operasional dalam pelaksanaan pendidikan islam diserahkan penuh pada
umatnya.
Dari Hadis ini dapat diambil kesimpulan bahwa RasulallahSaw.,mewajibkan
kepada umatnya untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.
3.
Sumber Ijtihad
1.
Arti dan
Kedudukan Ijtihad
Ijtihad adalah derivasi dari kata jahada,artinya berusaha
sungguh-sungguh. Dalam pengertian terminologi hukum,Mukti ali(1990)menyebutkan
bahwa ijtihad adalah berusaha sekeras-kerasnya membentuk penilaian yang bebas
tentang sesuatu masalah hukum.Ijtihad merupakan pekerjaan akal dalam memahami
masalah dan menilainya berdasarkan isyarat-isyarat alQuran dan as-sunah
kemudian menetapkan kesimpulan mengenai hukum masalah tersebut.Karena itu
ijtihad dapat disebut pula sebagai upaya mencurahkan segenap kemampuan untuk
mrumuskan hukum syara’ dengan cara istinbat dari AlQuran dan As-sunah.Maksudnya
menggunakan kemampuan rasional guna merumuskan hukum yang tidak disebut secara
eksplisit pada AlQuran dan As-sunnah.Dalam kata lain ijtihad berrti proses
penelitian hukum secara ilmiah berdasarkan AlQuran dan As-sunnah.
Obyek ijtihad adalah perbuatan yang secara eksplisit tidak terdapat
dalam AlQuran dan As-sunnah,karena al-quran dan sunnah masih banyak mengandung
arti yang umum,sehingga para ahli hukum menggunakan ijtihad untuk menetapkan
hukum tersebut.Ijtihad dipandang sebagai aktivitas penelitian ilmiah karena itu
bersifat relatif.Relativitas ijtihad ini menjadikannya sebagai sumber nilai
yang bersifat dinamis.
Ijtihad dalam aplikasinya dapat meliputi seluruh aspek ajaran islam
,termasuk di dalamnya aspek ajaran islam,termasuk di dalamnya aspek
pendidikan.dan pendidikan merupakan satu aspek kehidupan yang sangat urgen
dalam masyarakat,yang akan senantiasa akan berkembang yang sejalan dengan
perkembangan zaman.
Ijitihad tidak berarti dekonstruksi nilai-nilai, budaya dan tatanan
lama yang sudah ada, melainkan merekonstruksi atau memelihara yang lama yang
baik dan mengambil tatanan yang baru yang lebih baik. Sehingga Rasulullah
member sebuah apresiasi yang relevan kepada pelaku ijitihad, bila mereka benar
melakukannya baik dataran isi dan prosedurnya, maka mereka mendapatkan dua
pahala, tetapi apabila mengalami kesalahan maka ia mendapatkan satu pahala,
yaitu karena kesungguhan yang sudah dilakukannya (HR. Bukhari Muslim dan Amr
ibn ash).[3]
2.
Metode ijtihad
a)
Qiyas,yaitu menerapkan hukum perbuatan tertentu kepada perbuatan lain
yang memiliki kesamaan.Misalnya AlQuran melarang jual beli ketika jumat
(al-jumu’ah 62:9)dan hukum perbuatan selain dagang juga terlarang,karena sama-sama
mengganggu sholat jumat.
b)
Istihsan,yaitu menetapkan hukum suatu perbuatan berdasarkan prinsip-prinsip
umum ajaran Islam,seperti prinsip keadilan dan kasih sayang.Misalnya,seseorang
mesti memilih satu dari dua alternatif perbuatan yang sama-sama buruk.maka ia
mengambil salah satu yang diyakini paling ringan keburukannya.
c)
Masalihul
Mursalah,yaitu menetapkan hukum berdasarkan tinjauan
kegunaan dan kemanfaatannya sesuai dengan tujuan syariat.Perbedaannya dengan
istihsan adalah jika istihsan menggunakan konsiderasi hukum-hukum universal
dari alQuran dan As-sunnah atau menggunakan dalil-dalil umum dari kedua sumber
tersebut,sedangkan masalihul mursalah menitikberatkan kepada kemanfaatan
perbuatan dan kaitannya dengan tujuan universal syariat Islam.
Bahkan apabila dikaji secara teliti,Islam merupakan agama
ilmu(akal)dan agama amal.Karena itu Islam selalu mendorong umatnya
mempergunakan akalnya guna menuntut ilmu pengetahuan,agar demikian mereka dapat
mengetahui dan membedakan mana yang benar dan yang salah.
BAB
III
KESIMPULAN
Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umatnya untuk
melaksanakan pendidikan karena menurut ajaran Islam pendidikan merupakan
kebutuhan hidup manusia mutlak yang harus dipenuhi,demi tercapainya
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.Dengan pendidikan ini pula manusia
akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam
kehidupannya.Modal dasar pendidikan Islam adalah kemauan dasar untuk berkembang
dari masing-masing pribadi manusia sebagai karunia tuhan, serta menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai agama dan pengetahuan secara mendalam sehingga
terbentuklah sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan.
DAFTAR
PUSTAKA
- Azra, Azyumardi,dkk.2003.Buku Teks Pendidikan Agama Islam.Jakarta:
Departemen agama.
- Muntahibun, Muhammad Nafis.2001.Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta:
Teras.
- Uhbiyati, Nur.2005. Ilmu Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka
Setia.
[1]
Prof.Dr.azyumardi Azra,Buku teks Pendidikan agama Islam pada perguruan tinggi
umum,departemen agama RI,Jakarta,2003,hal.72.
[2] M.Athiyah
Al-abrasyi,dasar-dasar pokok pendidikan Islam,bulan
bintang.Jakarta,1970,hal.36-37.
[3] Abdul Mujib dan Jusuf
Mudzakkir, ilmu pendidikan islam (Jakarta: Kencana Prenada Media,2006), hlm.43.
thanks artikelnya sobat
ReplyDeleteThanks Artikel Sumber atau dasar pendidikan Islam,....
ReplyDeleteThanks Artikel Sumber atau dasarnya
ReplyDeleteMakasih Artikel Sumber pendidikan Islam
ReplyDeleteThanks Artikel Sumber atau dasar pendidikan Islam bermanfaat gan
ReplyDelete